Memulai
berwirausaha bukanlah pekerjaan yang mudah. Mengingat di era globalisasi ini,
persaingan berwirausaha sangat ketat. Jika kita ingin melakukan usaha, maka
kita harus mempunyai gagasan ide yang cemerlang untuk menembus dan memajukan
wirausaha kita, dan kita juga harus bisa mencari peluang sekecil mungkin untuk
mengenalkan usaha kita pada dunia.
Ide Kewirausahaan
Ide dapat menjadi peluang
apabila wirausaha bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara
terus-menerus melalui proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda,
mengamati peluang, menganalisis proses secara mendalam, dan memperhitungkan
risiko yang mungkin terjadi. Untuk memperoleh peluang, wirausaha harus memiliki
berbagai kemampuan dan pengetahuan, seperti kemampuan menghasilkan produk atau
jasa, menghasilkan nilai tambah, merintis usaha, melakukan proses atau teknik,
atau mengembangkan organisasi baru. Ide pasti menghasilkan peluang, sebaliknya,
tidak adanya ide tidak akan menghasilkan peluang.
Menurut Zimmerer, ide-ide
yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan
riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus
menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi untuk menciptakan nilai-nilai
potensial (peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi
semua risiko yang mungkin terjadi dengan cara:
1.
Mengurangi
kemungkinan risiko melalui strategi yang proaktif.
2.
Menyebarkan
risiko pada aspek yang paling mungkin.
3.
Mengelola
risiko yang mendatangkan nilai atau manfaat.
Ada tiga risiko yang
dapat dievaluasi, yaitu:
1.
Risiko
pasar atau persaingan terjadi akibat adanya ketidakpastian pasar
2.
Risiko
finansial terjadi akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya
3.
Risiko
teknik terjadi akibat adanya kegagalan teknik
Menurut Zimmerer,
kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide untuk menghasilkan barang dan
jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan muncul apabila wirausaha tidak
mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus-menerus. Banyak ide yang
betul-betul asli, akan tetapi sebagian besar peluang tercipta ketika wirausaha
memiliki cara pandang baru terhadap ide yang lama. Pertanyaanya, bagaimana ide
bisa menjadi peluang? Terdapat beberapa jawaban atas pertanyaan ini, di
antaranya:
1.
Ide
dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode yang lebih
baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
2.
Ide
dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3.
Ide
dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau cara
melakukan suatu pekerjaan.
Hasil dari ide-ide
tersebut secara keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk arahan atau petunjuk
bagi perusahaan atau kreasi baru tentang barang yang dihasilkan perusahaan.
Banyak wirausaha yang berhasil bukan atas ide sendiri, tetapi hasil pengamatan
dan penerapan ide-ide orang lain yang bisa dijadikan peluang.
Sumber Ide Awal Berwirausaha
Meskipun sebuah ide baru
sebenarnya dapat berasal darimana saja, di sini kita akan memusatkan perhatian
pada empat sumber, yaitu:
1.
Pengalaman
pribadi
Dasar utama ide adalah pengalaman
pribadi, baik saat bekerja maupun dirumah. Pengetahuan yang didapatkan dari
pekerjaan terakhir maupun sekarang sering kali membuat seseorang untuk melihat
kemungkinan untuk memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan,
menduplikasi konsep bisnis dalam lokasi berbeda.
2.
Minat
Kadangkala minat tumbuh diluar
statusnya sebagai minat dan menjadi bisnis. Misalnya, seorang murid yang suka
berolahraga sepakbola mungkin dapat memulai bisnis penyewaan alat-alat
sepakbola.
3.
Penemuan
secara tidak sengaja
Sumber ide ini melibatkan sesuatu yang
disebut serendipitas (kemampuan menemukan sesuatu) atau sejenis kemampuan untuk
membuat penemuan yang diinginkan secara tidak sengaja. Siapapun dapat menemukan
ide yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Pencarian
ide dengan penuh pertimbangan
Sebuah ide awal dapat muncul dari
percobaan yang dilakukan oleh wirausaha untuk menemukan ide baru. Usaha
pencarian yang sedemikian rupa dapat berguna karena hal tersebut merangsang
kesiapan pikiran, contoh wirausaha yang berpikir serius mengenai ide bisnis
baru akan lebih dapat menerima ide baru dari berbagai sumber. Salah satu cara
untuk membangkitkan ide awal adalah membaca tentang kreativitas wirausaha lain.
Sumber-Sumber Potensial Peluang
Sebenarnya peluang bisnis
ada di sekitar kita, referensinya juga bisa didapat dari lingkungan, membaca, mendengar
cerita orang lain, seminar, jalan-jalan atau wisata. Ini dapat membangkitkan
inspirasi dan ide-ide bisnis serta pengembangannya. Namun untuk menangkap
peluang itu dibutuhkan keberanian, kejelian dan kreativitas bisnis. Di sekitar
kita banyak sekali macam bisnis yang bisa diraih. Hanya saja, kita harus
betul-betul memahami kebutuhan masyarakat konsumen. Jika kita kreatif, akan
mampu melihat peluang bisnis sebanyak-banyaknya dan mampu menangkap satu atau
dua diantaranya. Pendek kata, peluang bisnis tidak akan pernah ada habisnya
selama minat manusia masih menjalankan hajat hidupnya di dunia ini.
Proses penjaringan ide atau
disebut proses screening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide
potensial menjadi produk dan jasa riil. Adapun langkah dalam penjaringan ide dapat
dilakukan sebagai berikut:
1.
Menciptakan
produk baru dan berbeda
Ketika ide dimunculkan secara riil
atau nyata, misalnya dalam bentuk barang dan jasa baru, maka produk dan jasa
tersebut harus berbeda dengan produk dan jasa yang ada di pasar. Selain itu,
produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli atau
penggunannya. Agar berguna, barang dan jasa harus bernilai, baik pelanggan atau
konsumen potensial lainnya. Oleh sebab itu, wirausaha harus mengetahui perilaku
konsumen di pasar. Dalam mengamati perilaku pasar, paling sedikit ada dua unsur
pasar yang perlu diperhatikan:
a.
Permintaan
terhadap barang atau jasa yang dihasilkan .
b.
Waktu
penyerahan dan waktu permintaan barang dan jasa.
2.
Mengamati
pintu peluang
Wirausaha harus mengamati potensi-potensi
yang dimiliki oleh pesaing-pesaing, misalnya kemungkinan pesaing mengembangkan
produk baru, pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru, dukungan
keungan, dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar. Kemampuan
pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati
kelemahan-kelemahan dan risiko pesaing dalam menanamkan modal barunya. Menurut
Zimmerer, ada beberapa keadaan yang dapat dijadikan sebagi peluang,
diantaranya:
a.
Produk
baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat.
b.
Kerugian
teknik harus rendah. Oleh karena itu penggunaan teknik harus diperhitungkan
sebelumnya.
c.
Saat
dimana pesaing tidak begitu agresif untuk pengambangkan strategi produknya.
d.
Pesaing
tidak memiliki teknologi canggih.
e.
Pesaing
sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya.
f.
Perusahaan
baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk barunya.
3.
Analisis
produk dan proses produksi secara mendalam
Analisis ini sangat penting untuk
menajmin apakah jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan memadahi atau tidak.
Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya yang
kita keluarkan lebih efisien dari pada biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?
4.
Menaksir
biaya awal
Yaitu biaya awal yang diperluakan oleh
usaha baru. Dari mana sumbernya dan untuk apa digunakan? Berapa yang diperlukan
untuk operasi, perluasan, dan biaya lainnya?
5.
Memperhitungkan
risiko yang mungkin terjadi
Misalnya risiko teknik, finansial, dan
pesaing. Risiko pesaing adalah kemampuan dan kesedian pesaing untuk
mempertahankan posisinya di pasar. Risiko teknik berhubungan dengan proses
pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan atau menyangkut suatu
objek penentu apakah ide secara aktual dapat ditrasformasi menjadi produk yang
siap dipasarkan dengan kapabilitas dan karakteristiknya. Sedangkan risiko
finansial adalah risiko yang timbul sebagai akibat ketidakcukupan finansial,
baik dalam tahap pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan dan
mempertahankan perusahaan untuk mendukung biaya produk baru.
0 Comments:
Post a Comment